Enam orang pria terlihat tengah latihan musik. Sebagian dari mereka menggamit
rapai dan genderang. Ada juga yang meniup serunee kalee. Mereka melakukannya
serempak dalam ruangan di belakang Gedung Gelanggang Mahasiswa Universitas
Syiah Kuala Banda Aceh.
Latihan musik tradisional itu sering terlihat terlihat di ruangan itu,
setiap malam Selasa, Kamis, dan Sabtu.
“Latihan musik tradisional biasanya dilakukan oleh laki-laki, namun tidak
menutup kemungkinan untuk para perempuan, kenapa nggak kalau perempuan mau
latihan?,” ujar Chairullah Akbar mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Unsyiah
angkatan 2009, Jumat (30/3) malam.
pemuda yang akrab disapa Chai serta keenam pria yang tengah latihan tadi,
merupakan anggota Putroe Phang disingkat PP. Di sini, PP bukanlah nama taman di
Banda Aceh. Namun sebuah Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang bergerak dalam
bidang seni di Unsyiah.
Chai kini menjabat sebagai sekretaris umum dalam kepengurusan UKM PP
periode 2012-2013 serta Afri Fajar mahasiswa Fakultas Pertanian menjabat
sebagai ketua umumnnya.
UKM Seni PP didirikan oleh beberapa mahasiswa yang memiliki hobi pada dunia
seni. “Dari situ mereka timbul inisiatif, kenapa nggak di Unsyiah kita bentuk
suatu lembaga untuk menampung bakat mahasiswa unsyiah. Dalam hal ini seni,”
cerita Chai.
Pada 14 Juni 1994, UKM PP didirikan. Pencetusnyaantara lain T. M. Zulfikar
yang kini menjabat sebagai direktur eksekutif Wahana Lingkungan Hidup (Walhi)
Aceh dan Muhammad Sulaiman.
UKM itu didirikan sebagai media penyaluran bakat bagi ribuan mahasiswa
Unsyiah dalam bidang seni. Bagi mahasiswa yang memiliki hobi dalam bidang seni,
PP memberikan peluang sama kepada semua mahasiswa.
“Kami tidak membatasi umur, bagi mahasiswa yang mau masuk,” ujar Chai.
Sebagai UKM yang bergerak dalam bidang seni, mereka tidak hanya melakukan
latihan musik tradisional, namun juga musik modern. Untuk tarian, mereka
latihannya pada Jumat, Sabtu, dan Minggu.
Tidak ada pelatih khusus yang mengontrol proses latihan. Mereka hanya
melakukan latihan sesama anggotanya sendiri. “Kadang-kadang kalau kita latihan,
senior yang jadi pelatih,” ucap Chai.
Sejak didirikan pada tahun 1994, UKM Seni PP, sudah menjuarai berbagai
lomba, baik tingkat daerah maupun tingkat nasional. Di antaranya juara satu
Tari Kreasi FFG Got Talen di Jakarta pada tahun 2010 dan juara satu Festival
Tari Kreasi Iwapi di Banda Aceh tahun 2009.
Bukan hanya itu, mereka juga ikut berpartisipasi dalam berbagai kegiatan,
baik yang dilakukan oleh Unsyiah maupun instansi pemerintah, seperti
berpartisipasi dalam Tari Rapai Geleng Massal yang diadakan oleh Pemerintah
Kota Banda Aceh dalam rangka menyambut Visit Banda Aceh akhir 2009 lalu serta
mengikuti Tari Ratoh Pesisir dalam ajang Aceh Expo pada tahun 2010.
Agar terus meningkatkan prestasi, dalam waktu dekat, pengurus PP akan
melakukan evaluasi untuk anggota baru yang diterima Februari lalu. Menurut Chai,
untuk menjadi anggota di UKM Seni PP, mereka harus melewati beberapa tahap,
seperti tes wawancara, meteri dari senior, evaluasi, serta pengabdian
masyarakat.
“Pengabdian masyarakat, biasanya kita pergi ke suatu daerah melakukan bakti
sosial. Itu juga bertujuan untuk melatih mental, cara berkomunikasi dan cara
bersosialisasi.”
Chai mengatakan, untuk saat ini anggota yang aktif di UKM Seni PP 50 orang.
20 orang laki-laki dan 30 orang perempuan. Namun begitu, masih banyak
senior-senior yang masih datang ke sekretariat.
Selain latihan biasa, mereka juga melakukan kegiatan ruti setiap tahunnya,
seperti Artchoholic Exibition, Festival Band yang dibuka untuk umum serta
penampilan PP sendiri. Kegiatan rutin itu, diadakan bersamaan dengan ulang
tahun UKM Seni PP.
Unutuk menyukseskan kegiatan-kegiatannya, mereka mendapatkan dana dari biro
rektorat. Guna menutup kekurangan dana, mereka dapatkan dari instansi-instansi
pemerintah dengan cara mangajukan proposal serta dari lomba-lomba festival. “Kalau
dari biro saja tidak cukup,” ujar Chai.[]
0 komentar:
Posting Komentar
Berikan Komentar Anda