Now you can Subscribe using RSS

Submit your Email

Minggu, 25 Maret 2012

Geliat Unik ABL

tes
Malam itu, Kamis 22 Maret 2012, terminal bus yang terletak di Bathoh, Banda Aceh, ramai. Disesaki penumpang yang baru datang dan yang hendak berangkat. Beberapa pria berdiri sambil ngobro. Mengamati setiap bus yang memasuki terminal.

“Karena ini hari libur, makanya ramai. Biasanya malam Sabtu, malam Minggu yang ramai,” kata mahmud seorang dari pria itu.

Sambil melemparkan telunjuk ke arah bus yang baru saja memasuki terminal, Mahmud berbincang-bincang seputar spesifikasi dan keadaan bus tersebut. Rupanya, mereka anggota komunitas pecinta bus: Aceh Bus Lovers biasa disingkat ABL.

“Hampir saban malam kami ngumpul di sini,” katanya kata Mahmud.

ABL merupakan wadah bagi penggila, penggemar maupun pecinta bus. Baik dari Aceh maupun luar Aceh. Di sini mereka saling bertukar pikiran dan sharing info-info terbaru seputar transportasi darat. Mereka juga menjunjung tinggi kebersamaan dan solidaritas antar sesama.

ABL dibentuk oleh tiga orang mahasiswa, yaitu Ihsan, Danil, dan Adlan pada 15 Agustus 2011 lalu. Tiga-tiganya adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala (FE Unsyiah). Dari sekedar hobi, mereka mendirikan ABL.

“Kami membentuk ini karena hobi bus, kami nggak tahu kalau ada wadah-wadahnya begini. Karena Bismania sendiri belum masuk ke Aceh, kenapa nggak kita buat satu group independent? Kebetulan namanya Aceh Bus Lovers,” cerita Ihsan.

Selain itu, ABL dibentuk sebagai tempat sharing seputar bus. “Seblumnya, mereka itu nggak ada tempat sharing, biasanya ke Medan kalau ada kopi darat,” ucapnya.

ABL ini juga wadah untuk bertukar informasi, seperti kalau ada kecelakaan bus. Mereka juga mengabarkan kalau ada bus baru yang mau masuk ka Aceh, tipe-tipe bus, keberangkatan bus, dan harga tiketnya.

Hingga kini, anggota yang aktif di Banda Aceh sepuluh orang. Di antaranya, Badrol, Mahmud, Lily, Adlan, Danil, Fahmi, Rangga, dan Ayar. Di Lhokseumawe tujuh orang. “Total semuanya 18 orang ada,” kata Ihsan.

Dari dulu, Ihsan sudah bergabung dengan komunitas bus di Lhokseumawe, namun menurutnya di Lhokseumawe tidak cocok untuk komunitas bus.

“Di Lhokseumawe kan bukan ibukota provinsi, jadi kita buat di Banda Aceh. Pas kita buat di Banda Aceh langsung muncul yang nggak pernah nampak itu, ada yang dari Gayo, dari Kuala Simpang, dari Langsa, dan dari Banda Aceh sendiri juga sudah bermunculan,” ujarya.

Selain itu, mereka juga membahas isu-isu baru seputar bus. Seperti membahas spesifikasi mesin, mengadakan kopi darat (kopdar) di terminal untuk berdikusi, foto-foto denagn bus.

“Intinya itu semua menjalin silaturrahmi. Kita adain kunjungan ke gudang Kurnia, PMTOH, Pelangi. Kita ikat relasi juga sama kru-kru di sana,” lanjut Ihsan.

Kecuali itu, ABL juga melakukan touring, seperti baru-baru ini, mereka adakan touring ke Medan. Ke depa akan touring keliling Aceh Besar.

Komunitas Independen
Ihsan menyebutkan, saat ini ABL merupakan komunitas independen. Karena statusnya itu mereka sempat diajak bergabung oleh Komunitas Bismania.

“Ini kan saya lagi di Jogja, nanti kalau saya sudah pulang ke Aceh, saya akan ngumpul dulu dengan kawan-kawan, kita bicarain, kalau memang setuju diganti dengan Bismania,” ucapnya.

Hobi Sejak Kecil
Mahmud salah satu anggota dari ABL, saat dijumpai Pikiran Merdeka di Terminal Bus di Bathoh, sedikit bercerita tentang kecintaannya pada bus. Hobinya pada bus bukan sejak bergabung dengan ABL, melainkan sejak kecil.

“Namun tidak ada teman curhat hanya konsumsi sendiri saja (foto bus). Abis tu, lihat di facebook ada komunitas ini, yaudah gabung saja. Udah itu, baru berani foto-foto,” ucapnya sambil tersenyum.

Saking hobinya pada bus, jika ke Jakarta, Mahmud hanya memesan sit pesawat hingga Medan saja. Lalu dari ibukota Sumatera Utara itu, ia naik bus ke Banda Aceh. “Kalau misalnya kita pulang dari Jakarta ke Banda Aceh pakai bus kan capek sekali,” katanya.

Menurutnya, bus terbaru saat ini di Banda Aceh ada dua: Kurnia New Celcius dan PMTOH Legacy. Anak ABL menandakan semua jenis mobil dari bodynya.

“Kita juga menginformasikan bus-bus yang baru masuk. Kalau ada bus baru yang akan  kami langsung ke loket-loket,” ujarnya.

Selain Mahmud, ada Muhajir mahasiswa Fakultas Teknik Unsyiah. Ia senang bergabung dengan komunitas ABL. Ceritanya, dia juga sudah lama hobi bus, namun belum adanya komunitas yang berkaitan seputar bus. Namun ia hanya foto-foto saja.

“Kalau hobinya dari pertama datang ke Banda Aceh dulu. Tapi hanya foto-foto saja, biasanya di terminal fotonya,” ungkapnya sambil melihat-lihat ke arah bus.

Selain yang disebutkan di atas, mereka juga bertukar informasi dengan kawan-kawan sesama anggota komunitas bus yang ada di luar Aceh dan mencar informasi dari forum-forum atau komunitas dari luar.
Untuk menginformasikan atau publikasi, saat ini mereka menggunakan jejaring sosial, seperti facebook ‘Aceh Bus Lovers (komunitas pecinta bus aceh)’ dan twitter ‘AcehBusLovers’, mereka juga berencana bikin web.


(Komunitas: Harian Pikiran Merdeka, Minggu 25 Maret 2012)

tes / Author & Editor

Has laoreet percipitur ad. Vide interesset in mei, no his legimus verterem. Et nostrum imperdiet appellantur usu, mnesarchum referrentur id vim.

0 komentar:

Posting Komentar

Berikan Komentar Anda

Coprights@2018 Blogger Templates