Malam itu, Kamis 22
Maret 2012, terminal bus yang terletak di Bathoh, Banda Aceh, ramai. Disesaki
penumpang yang baru datang dan yang hendak berangkat. Beberapa pria berdiri
sambil ngobro. Mengamati setiap bus yang memasuki terminal.
“Karena ini hari libur,
makanya ramai. Biasanya malam Sabtu, malam Minggu yang ramai,” kata mahmud seorang
dari pria itu.
Sambil melemparkan
telunjuk ke arah bus yang baru saja memasuki terminal, Mahmud
berbincang-bincang seputar spesifikasi dan keadaan bus tersebut. Rupanya,
mereka anggota komunitas pecinta bus: Aceh Bus Lovers biasa disingkat ABL.
“Hampir saban malam
kami ngumpul di sini,” katanya kata Mahmud.
ABL
merupakan wadah bagi penggila, penggemar maupun pecinta bus. Baik dari Aceh
maupun luar Aceh. Di sini mereka saling bertukar pikiran dan sharing info-info terbaru seputar
transportasi darat. Mereka juga menjunjung tinggi kebersamaan dan solidaritas
antar sesama.
ABL dibentuk oleh tiga
orang mahasiswa, yaitu Ihsan, Danil, dan Adlan pada 15 Agustus 2011 lalu.
Tiga-tiganya adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala (FE
Unsyiah). Dari sekedar hobi, mereka mendirikan ABL.
“Kami membentuk ini
karena hobi bus, kami nggak tahu kalau ada wadah-wadahnya begini. Karena Bismania
sendiri belum masuk ke Aceh, kenapa nggak kita buat satu group independent?
Kebetulan namanya Aceh Bus Lovers,” cerita Ihsan.
Selain itu, ABL
dibentuk sebagai tempat sharing
seputar bus. “Seblumnya, mereka itu nggak ada tempat sharing, biasanya ke Medan kalau ada kopi darat,” ucapnya.
ABL ini juga wadah
untuk bertukar informasi, seperti kalau ada kecelakaan bus. Mereka juga
mengabarkan kalau ada bus baru yang mau masuk ka Aceh, tipe-tipe bus,
keberangkatan bus, dan harga tiketnya.
Hingga kini, anggota
yang aktif di Banda Aceh sepuluh orang. Di antaranya, Badrol, Mahmud, Lily,
Adlan, Danil, Fahmi, Rangga, dan Ayar. Di Lhokseumawe tujuh orang. “Total
semuanya 18 orang ada,” kata Ihsan.
Dari dulu, Ihsan sudah
bergabung dengan komunitas bus di Lhokseumawe, namun menurutnya di Lhokseumawe tidak
cocok untuk komunitas bus.
“Di Lhokseumawe kan
bukan ibukota provinsi, jadi kita buat di Banda Aceh. Pas kita buat di Banda
Aceh langsung muncul yang nggak pernah nampak itu, ada yang dari Gayo, dari
Kuala Simpang, dari Langsa, dan dari Banda Aceh sendiri juga sudah
bermunculan,” ujarya.
Selain itu, mereka juga
membahas isu-isu baru seputar bus. Seperti membahas spesifikasi mesin, mengadakan
kopi darat (kopdar) di terminal untuk berdikusi, foto-foto denagn bus.
“Intinya itu semua
menjalin silaturrahmi. Kita adain kunjungan ke gudang Kurnia, PMTOH, Pelangi.
Kita ikat relasi juga sama kru-kru di sana,” lanjut Ihsan.
Kecuali itu, ABL juga
melakukan touring, seperti baru-baru ini, mereka adakan touring ke Medan. Ke
depa akan touring keliling Aceh Besar.
Komunitas Independen
Ihsan menyebutkan, saat
ini ABL merupakan komunitas independen. Karena statusnya itu mereka sempat
diajak bergabung oleh Komunitas Bismania.
“Ini kan saya lagi di Jogja,
nanti kalau saya sudah pulang ke Aceh, saya akan ngumpul dulu dengan
kawan-kawan, kita bicarain, kalau memang setuju diganti dengan Bismania,” ucapnya.
Hobi Sejak Kecil
Mahmud salah satu
anggota dari ABL, saat dijumpai Pikiran Merdeka di Terminal Bus di Bathoh,
sedikit bercerita tentang kecintaannya pada bus. Hobinya pada bus bukan sejak
bergabung dengan ABL, melainkan sejak kecil.
“Namun tidak ada teman
curhat hanya konsumsi sendiri saja (foto bus). Abis tu, lihat di facebook ada
komunitas ini, yaudah gabung saja. Udah itu, baru berani foto-foto,” ucapnya
sambil tersenyum.
Saking hobinya pada bus,
jika ke Jakarta, Mahmud hanya memesan sit pesawat hingga Medan saja. Lalu dari
ibukota Sumatera Utara itu, ia naik bus ke Banda Aceh. “Kalau misalnya kita
pulang dari Jakarta ke Banda Aceh pakai bus kan capek sekali,” katanya.
Menurutnya, bus terbaru
saat ini di Banda Aceh ada dua: Kurnia New Celcius dan PMTOH Legacy. Anak ABL
menandakan semua jenis mobil dari bodynya.
“Kita juga menginformasikan
bus-bus yang baru masuk. Kalau ada bus baru yang akan kami langsung ke loket-loket,” ujarnya.
Selain Mahmud, ada Muhajir
mahasiswa Fakultas Teknik Unsyiah. Ia senang bergabung dengan komunitas ABL. Ceritanya,
dia juga sudah lama hobi bus, namun belum adanya komunitas yang berkaitan
seputar bus. Namun ia hanya foto-foto saja.
“Kalau hobinya dari
pertama datang ke Banda Aceh dulu. Tapi hanya foto-foto saja, biasanya di
terminal fotonya,” ungkapnya sambil melihat-lihat ke arah bus.
Selain yang disebutkan
di atas, mereka juga bertukar informasi dengan kawan-kawan sesama anggota
komunitas bus yang ada di luar Aceh dan mencar informasi dari forum-forum atau
komunitas dari luar.
Untuk menginformasikan
atau publikasi, saat ini mereka menggunakan jejaring sosial, seperti facebook
‘Aceh Bus Lovers (komunitas pecinta bus aceh)’ dan twitter ‘AcehBusLovers’,
mereka juga berencana bikin web.
(Komunitas: Harian Pikiran Merdeka, Minggu 25 Maret 2012)
(Komunitas: Harian Pikiran Merdeka, Minggu 25 Maret 2012)
0 komentar:
Posting Komentar
Berikan Komentar Anda